Untuk kebutuhan pelumasan mesin kendaraan kita mengenal istilah oli mineral dan oli sintetis. Oli mineral merupakan produk populasinya masih besar di pasaran, merupakan hasil penyulingan ekstrak minyak mentah. Oli mineral saat ini banyak dimanfaatkan oleh pemilik kendaraan bermotor berteknologi lana. Karakter khas oli mineral adalah memiliki tingkat kekentalan atau viskositas tinggu, sesuaiuntuk mesin berteknologi konvensional.
Seiring perkembangan teknologi, oli mineral identik dengan performa melepas panas yang tak sebaik oli sintetis. Oli mineral juga mudah teroksidasi dan menguap. struktur molekulnya juga yangtidak rata sehingga berpengaruh pada kinerja pelumasannya itu sendiri. Itu sebabnya, oli mesin mineral memiliki usia pakai relatif lebih pendek dibandingkan oli sintetis. “Oli sintetis dibuat untuk menyesuaikan dengan menyesuaikan perkembangan teknologi mesin yang ada. Ada kebutuhan untuk mengembangkan oli dengan performa performalebih tinggi,” ujar Reza Ben Ungerer, Division Head B2C PT Pana Oil Indonesia, Rabu (6/7/2022). Dia menjelaskan, oli sintetis telah melalui proses khusus untuk memperoleh satu formula yang spesifik di mesin seperti jenis mesin, kapasitas mesin, hingga bahan bakar yang dipakai bahkan peruntukan kendaraannya.
Oli sintetis memiliki karakter khas atas struktur molekulnya yang lebih baik, performa lebih unggul dalam melindungi komponen mesin dari keausan, tidak mudah teroksidasi. "Bahkan bisamenghadirkan proses pendinginan mesin yang lebih optimal daripada oli mineral,” beber Reza. Kekentalan oli sintetis yang stabil cukup penting dalam spesifikasi sebuah pelumas kendaraan. Karena pada dasarnya mesin saat bekerja dalam kondisi relatif tidak stabil. Seperti saat mesin baru saja dinyalakan, atau ketika kendaraan melintasi satu daerah dengan suhu rendah.
Dia mencontohkan, pada setiap produk PanaOil SP5 yang seluruhnya merupakan oli sintentis dilengkapi formulakhusus lainnya yaitu Engine Power Protection Technology. "Formula ini untuk memberikan perlindunganmaksimal pada komponen mesin dari potensi keausan yang muncul akibat proses mekanis serta kimiawi selama mesin bekerja,” jelas Reza Ben Ungerer. Semua formula tadi terdapat dalam oli PanaOil SP5 Synthetic Protection dengan empat pilihan, yaitu; PanaOil SP5 Synthetic Matic 10W 30 dan PanaOil SP5 Synthetic Matic 10W 40 untuk motor otomatis, serta PanaOil SP5 Synthetic Manual 10W 40 maupun PanaOil SP5 Synthetic Manual 20W 50 untuk motor bertransmisi manual. Perusahaan ini juga secara khusus memang membuat formulasi produk pelumasnya dengan standar JASO (Japan Automotive Standard Organization). Standar JASO menghadirkanrincian lebih spesifik atas kebutuhan formula oli kendaraan bermotor. Diluncurkannya JASO T903 tahun 1998 secara resmi pula telah menjadikan pula JASO menjadi standar global untuk olikendaraan bermesin 4 tak. Kemudian JASO MB adalah spesifikasi pelumas untuk mesin skutik, dan JASO MA2 merupakan spesifikasi tertinggi atas pelumas untuk mesin motor dengan kopling basah.