Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya mendorong perluasan akses keuangan bagi masyarakat melalui pengembangan digitalisasi, dibarengi dengan edukasi serta literasi yang kuat dan luas. Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, kampus diharapkan bisa menjadi sentra untuk mengembangkan dan meningkatkan literasi keuangan digital masyarakat. “OJK mendukung terwujudnya pengembangan kapasitas SDM yang dapat memahami digitalisasi dan berbagai inovasi teknologi lainnya, agar terwujud perluasan akses digital bagi UMKM. Apalagi, kita melihat potensi digitalisasi ekonomi Indonesia yang hingga tahun 2025 mencapai 146 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau tumbuh 20 persen per tahun,” ujarnya melalui keterangan pers, Minggu (29/5/2022).
Menurutnya, perkembangan teknologi serta penetrasi internet yang dapat diakses melalui smartphone menuntut dilakukannya transformasi teknologi di segala bidang, terutama di industri keuangan sekaligus menjawab ekspektasi masyarakat dan meningkatkan daya saing. Kompleksitas produk dan layanan keuangan juga semakin tinggi dengan maraknya inovasi keuangan digital yang masif, terutama dalam bentuk transaksi financial technology termasuk perdagangan aset kripto pada masa mendatang. Lebih lanjut, Wimboh menyampaikan, OJK mendukung upaya pemerintah melakukan akselerasi digital melalui edukasi untuk meningkatkan literasi digital dan mengurangi gap pemahaman masyarakat.
Selain itu, sektor riil membutuhkan terciptanya SDM dengan kompetensi untuk menjawab kebutuhan pertumbuhan perekonomian baru pasca pandemi, khususnya di sektor jasa keuangan. “Melalui pelaksanaan kerjasama dengan UNS ini, OJK berharap UNS (Universitas Negeri Solo) dapat semakin meningkatkan sinergi, untuk mendukung terwujudnya literasi keuangan dan juga peningkatan kompetensi terkait sektor jasa keuangan dan teknologi digital bagi mahasiswa UNS,” pungkasnya.